Jumat, Juli 30, 2010

Aku merdekakan kamu karena Allah dan aku nikahkan kamu dengan anakku...

Diriwayatkan ada seorang laki-laki bernama Mubarak, dia adalah seorang budak milik seorang kaya bernama Nuh bin Maryam, ia tugaskan menjaga kebun milik tuannya. Setelah sekian lama berlalu, pergilah Nuh bin Maryam untuk melihat kebunnya. Ia berangkat dengan teman-temannya untuk menikmati buah-buahan di kebun tersebut.
Sesampainya di sana Nuh meminta kepada Mubarak untuk memetikkan buah delima dan anggur untuk teman-temannya. Mubarak-pun memetikkannya kemudian menyuguhkannya untuk mereka. Ternyata ketika mereka memakannya ternyata buah yang dipetik oleh Mubarak: "Apakah kamu tidak kenal mana buah yang manis dan mana yang asem?"
Berkata Mubarak:" Tuan belum pernah memberi izin kepada saya untuk mencicipi buah di kebun ini, tuan hanya memerintahkan saya untuk menjaganya, jadi bagaimana saya tau buah yang manis dan buah yang asem."
Heran bukan kepalang Nuh bin Maryam, dia berkata:" Bertahun-tahun kamu disini dan kamu belum pernah memakan buah di kebun ini sedikitpun?"
Mubarak berkata:"Demi Alloh, saya belum pernah mencicipinya sedikitpun, demi Alloh saya mengawasi kebun Anda dan saya diawasi oleh Alloh."
Semakin kagum Nuh dengan sifat wara Mubarak, lalu ia berkata:" Hai Mubarak, saya ingin minta pendapat dan petunjukmu tentang masalah yang sangat serius."
Mubarak:"masalah apa tuan?"
Nuh bin Maryam:"kamu tahu saya mempunyai anak gadis, ia diminati oleh si fulan, si fulan, si fulan, semuanya orang kaya, menurut kamu kepada yang mana saya harus menikahkan anak saya itu?"
Mubarak:" Tuan, orang yahudi menikahkan anaknya karena hartanya, oranga nasrani karena kecantikannya, orang arab karena kecantikannya dan nasabnya sedangkan orang islam menikahkan anaknya karena agamanya, maka dari golongan manakah tuan? Nikahkanlah anak tuan sesuai dengan agama tuan!"
Nuh bin Maryam berkata:" Demi Allah, tidak ada sesuatu yang lebih utama selain taqwa, demi Allah aku tidak menemukan orang yang lebih taqwa kepada Allah dibanding dirimu, karena itu aku memerdekakan kamu karena Allah dan aku nikahkan kamu dengan anak gadisku..."
Subhanallah.. bagaimana Mubarak mampu menjaga dirinya memakan buah-buahan di kebun tuannya ber-tahun-tahun, lalu Allah membalasnya dengan memberikan kebun itu beserta pemiliknya, siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik dari apa yang ia tinggalkan...
Akhirnya anak gadis itupun dinikahkan kepada Mubarak, dari perkawinan itu lahirnya seorang anak yang shalih, taukah siapa anak shalih itu? Ia adalah seorang alim rabbani, aabid, ahli hadists, zaahid, seorang yang sangat dermawan sekaligus mujahid agung. Beliau adalah Imam Abdullah Ibnul Mubarak Rahimahullah.

@disadur dari Buletin Dakwatuna edisi 10

Senin, Juli 12, 2010

Ya Alloh,....Saya ingin....

Sungguh hidup di dunia ini SINGKAT.
Ulama menggambarkan hidup di dunia ibarat sebuah pemberhentian seorang musyafir di tengah perjalanannya untuk istirahat sejenak menghilangkan penat. Namun ketika rasa penat itu hilang, mereka melanjutkan perjalanannya. Sungguh sangat singkat.
Umur telah menginjak angka 33 tahun, serasa baru kemaren saya terbuai dalam cerita-cerita Rama (Bapak)saya. Kala itu di usia balita saya, Rama saya senang sekali bercerita kepada saya di balai-balai depan rumah mengantarkan tidur malam saya. Sambil melihat rembulan yang menyembul malu dibalik awan.
dan ketika saya telah tertidur, Rama menggendong diri saya dipindah ke kamar.
Alloh,............. kini Rama meninggalkan kami semua. Rama telah tiada...................
Tongkat estafet kehidupan telah berpindah pada saya. Sungguh singkat hidup ini, dulu dan sekarang saya merasa sebagai seorang anak, anak yang masih haus akan kasih sayang seorang Bapak.
Namun, mau-tidak mau saya saat ini adalah seorang ayah dari 2 putri cantik saya. dan Kakak dari 2 orang adik yang juga terkadang saya rasakan mereka masih butuh figurnya. Kami semua merindukanmu Rama.....
Ya Alloh,...ampuni dia dan sayangi dia ya Alloh, sebagaimana dia menyayangi kami sejak kecil.
Ya Alloh,... pertemukan kami kembali di surga Mu kelak.
Ya Alloh, kalau saya masih diberikan umur panjang. Saya ingin membesarkan anak-anak saya dengan cara Rama kami membesarkkan  kami. Dengan sentuhan hatinya yang tulus dan filosofi hidupnya, sehingga kami sekeluarga bisa tegar menatap kehidupan kami.


Kami akan ingat selalu pesanmu; mudahkan lah jalan orang lain, insya Alloh. Alloh mudahkan segala urusanmu. kata itu yang dikenang kami. Cobaan hidup yang telah kami sekeluarga lalui selalu Alloh berikan jalan kemudahan.
Rama,......... kami semua merindukanmu......
Terima kasih Alloh, Engkau menganugrahkan Rama sebagai Bapak kami.