Sungguh hidup di dunia ini SINGKAT.
Ulama menggambarkan hidup di dunia ibarat sebuah pemberhentian seorang musyafir di tengah perjalanannya untuk istirahat sejenak menghilangkan penat. Namun ketika rasa penat itu hilang, mereka melanjutkan perjalanannya. Sungguh sangat singkat.
Umur telah menginjak angka 33 tahun, serasa baru kemaren saya terbuai dalam cerita-cerita Rama (Bapak)saya. Kala itu di usia balita saya, Rama saya senang sekali bercerita kepada saya di balai-balai depan rumah mengantarkan tidur malam saya. Sambil melihat rembulan yang menyembul malu dibalik awan.
dan ketika saya telah tertidur, Rama menggendong diri saya dipindah ke kamar.
Alloh,............. kini Rama meninggalkan kami semua. Rama telah tiada...................
Tongkat estafet kehidupan telah berpindah pada saya. Sungguh singkat hidup ini, dulu dan sekarang saya merasa sebagai seorang anak, anak yang masih haus akan kasih sayang seorang Bapak.
Namun, mau-tidak mau saya saat ini adalah seorang ayah dari 2 putri cantik saya. dan Kakak dari 2 orang adik yang juga terkadang saya rasakan mereka masih butuh figurnya. Kami semua merindukanmu Rama.....
Ya Alloh,...ampuni dia dan sayangi dia ya Alloh, sebagaimana dia menyayangi kami sejak kecil.
Ya Alloh,... pertemukan kami kembali di surga Mu kelak.
Ya Alloh, kalau saya masih diberikan umur panjang. Saya ingin membesarkan anak-anak saya dengan cara Rama kami membesarkkan kami. Dengan sentuhan hatinya yang tulus dan filosofi hidupnya, sehingga kami sekeluarga bisa tegar menatap kehidupan kami.
Kami akan ingat selalu pesanmu; mudahkan lah jalan orang lain, insya Alloh. Alloh mudahkan segala urusanmu. kata itu yang dikenang kami. Cobaan hidup yang telah kami sekeluarga lalui selalu Alloh berikan jalan kemudahan.
Rama,......... kami semua merindukanmu......
Terima kasih Alloh, Engkau menganugrahkan Rama sebagai Bapak kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar